Makalah pembentukan kekhalifahan dan sistemnya

Makalah pembentukan kekhalifahan dan sistemnya

Rokim malik sabarudin
Thursday, 20 February 2020

MAKALAH
PEMBENTUKAN KEKHALIFAAN DAN SISTEMNYA 
PADA MASA UTSMAN BIN AFFAN DAN ALI BIN ABI THALIB
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Sejarah Peradaban Islam



Dosen Pengampu : H. R. Imam Muhlisin, M.Pd.I

Disusun Oleh:
Dina Nisaul Faiqoh
Rizky Deantoro
Rokim Malik Sabarudin


PROGAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT PESANTREN SUNAN DRAJAT
LAMONGAN JAWA TIMUR
2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pembentukan Kekhalifaan dan Sistemnya Pada Masa Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib”.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami mengalami banyak kesulitan. Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Karena itu, sudah sepantasnya kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Bapak H. R. Imam Muhlisin, M.Pd.I yang telah memberikan tugas ini, serta pihak-pihak yang tidak kami sebutkan namanya satu persatu.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang sifatnya membangun akan kami terima dengan senang hati.


Lamongan, 24 Oktober 2019


Tim Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 1
1.3. Tujuan Makalah 1
BAB II 2
PENDAHULUAN 2
2.4. Pembentukan Kekhalifaan Pada Masa Utsman bin Affan 2
2.5. Pembentukan Kekhilafaan Pada Masa Ali bin Abi Thalib 2
2.3. Sistem Pemerintahan Pada Masa Utsman bin Affan 3
2.4. Sistem Pemerintahan Pada Masa Ali bin Abi Tholib 4
BAB III 6
PENUTUP 6
3.1. Kesimpulan 6
3.2. Saran 6
DAFTAR PUSTAKA 7


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Peradaban Islam dibagi menjadi beberapa tahap, diantaranya yaitu peradaban pada masa kenabian, khulafa ar-rasyidin, muawiyah serta abbasiyah. Khulafaur Rasyidinadalah para sahabat nabi yang setia mendampingi perjuangan nabi, mereka menggantikan perjuangan dengan tetap memegang ajaran Nabi Muhammad SAW. Pada makalah ini khalifah Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, pada masa itu mereka mengembangkan peradaban sebagai bentuk kemajuan agama islam yang telah dikembangkan khalifah sebelumnya yaitu Abu Bakar dan Umar bin Khatab.

Rumusan Masalah
Bagaimanakah pembentukan kekhalifaan pada masa Utsman bin Affan?
Bagaimanakah pembentukan kekhalifaan pada masa Ali bin Abi Thalib?
Bagaimana sistem pemerintahan pada masa Utsman bin Affan?
Bagaimana sistem pemerintahan pada masa Ali bin Abi Thalib?

Tujuan Masalah
Untuk mengetahui pembentukan kekhalifaan pada masa Utsman bin affan.
Untuk mengetahui pembentukan kekhalifaan pada masa Ali bin Abi Thalib.
Untuk mengetahui sistem pemerintahan pada masa Utsman bin Affan.
Untuk mengetahui sistem pemerintahan pada masa Ali bin Abi Thalib.

BAB II
PENDAHULUAN

Pembentukan Kekhalifaan Pada Masa Utsman bin Affan

Sebelum meninggal, Umar telah memamnggil tiga calon penggantinya, yaitu Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan Sa’ad bin Abi waqqash. Di samping itu, Umar telah membentuk dewan formatur yang bertugas memilih penggantinya kelak. Dewan formatur yang dibentuk Umar berjumlah 6 orang. Mereka adalah Utsman, Ali, Sa’ad bin Abi Waqqash, Abd Ar-Rahman bin Auf, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah.

Langkah yang ditempuh Abd Ar-Rahman setelah Umar wafat adalah meminta pendapat anggota formatur secara terpisah untuk membicarakan calon yang tepat untuk diangkat menjadi khalifah. Hasilnya adalah munculnya dua kandidat, yaitu Utsman dan Ali. Penajajagan suara diluar sidang formatur terjadi silang pemilihan, Ali dipilih Utsman dan Utsman dipilih oleh Ali. Di samping itu, Sa’ad mendukung Utsman. Sementara, Thalhah dan Zubair tidak ditanyai pendapat dan dukungannya karena  keduanya berada diluar Madinah. Suara di masyarakat telah terpecah menjadi dua, yaitu kubu Bani Hasyim yang mendukung Ali dan kubu Bani Umayyah yang mendukung Utsman.

Abd Ar-Rahman memanggil Ali dan menanyakan seandainya dia dipilih menjadi khalifah, sanggupkah dia melakanakan tugasnya berdasarkan Al-Quran, Sunah Rasul dan kebijaksanaan dari khalifah sebelum dia? Ali menjawab bahwa dirinya berharap dapat berbuat sejauh pengetahuan dan kemampuannya. Abd Ar-Rahman mengundang Utsman dan mengajukan pertanyaan yang sama, dengan tegas Utsman menjawab “Ya, Saya sanggup”. Berdasarkan jawaban itu, Abd Ar-Rahman menyatakan Utsman sebagai khalifah ketiga dan segeralah dilaksankan bai’at.


Pembentukan Kekhilafaan Pada Masa Ali bin Abi Thalib

Pengukuhan Ali menjadi khalifah tidak semulus pengukuhan tiga orang khalifah sebelumnya. Ali dibai’at ditengah-tengah suasana berkabung atas meninggalnya Utsman, pertentangan dan kekacauan, serta kebingungan umat Islam Madinah. Kaum pemberontak yang membunuh Utsman mendaulat Ali supaya bersedia dibai’at menjadi khalifah. Namun, Ali menolak. Sebab, ia menghendaki agar urusan itu diselesaikan melalui musyawarah dan mendapat persetujuan dari sahabat-sahabat senior terkemuka. Akan tetapi, setelah massa rakyat mengemukakan bahwa umat islam pelu mempunyai pemimpin agar tidak terjadi kekacauan yang lebih besar, akhirnya Ali bersedia dibai’at menjadi khalifah.

Ia dibai’at oleh mayoritas rakyat dari Muhajirin dan Anshar serta para tokoh sahabat seperti, Thalhah dan Zubair. Dengan demikian, Ali tidak dibai’at oleh kaum muslimin secara aklamasi karena banyak sahabat senior ketika itu tidak berada dikota Madinah, mereka tersebar di wilayah-wilayah, dan wilayah Islam sudah meluas ke luar kota Madinah sehingga umat Islam tidak hanya berada di tanah Hijaz, tetapi sudah tersebar di Jazirah Arab dan di luarnya. Salah seorang tokoh yang menolak untuk membai’at Ali dan menunjukkan sikap konfrontatif adalah Muawiyah bin Abi Sufyan, keluarga Utsman dan Gubernur Syam. Alasan yang dikemukakan karena menurutnya Ali bertanggung jawab atas terbunuhnya Utsman.


Sistem Pemerintahan Pada Masa Utsman bin Affan

Masa pemerintahan Utsman bin Affan termasuk yang paling lama apabila dibandingkan dengan khalifah lainnya, yaitu selama 12 tahun. Awal pemerintahan Utsman atau kira-kira 6 tahun masa pemerintahannya penuh dengan berbagai prestasi. Perluasan pemerintahan Islam telah mencapai Asia dan Afrika, seperti, daerah Herat, Kabul, Ghazni, Asia tengah, Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes dan bagian yang tersisa dari Persia, dan berhasil menumpas pemberontakan yang dilakukan orang Persia.
Roda pemerintahan Utsman pada dasarnya tidak berbeda dari pendahulunya. Pemegang kekuasaan tertinggi berada ditangan khalifah, pelaksana kekuasaan eksekutif. Pelaksanaan tugas eksekutif di pusat dibantu oleh sekretaris negara. Untuk pelaksanaan administrasi pemerintahan di daerah, khalifah Utsman mempercayakannya kepada seorang gubernur untuk setiap wilayah atau provinsi. Adapun kekuasaan legislatif dipegang oleh Dewan Penasihat atau Majelis Syura, tempat khalifah mengadakan musyawarah atau konsultasi dengan para sahabat Nabi terkemuka. 

Karya besar khalifah Utsman adalah membukukan mushaf Al-Quran. Pembukuan ini didasarkan atas alasan dan pertimbangan untuk mengakhiri perbedaan bacaan di kalangan umat Islam yang diketahui pada saat ekspedisi militer ke Armenia dan Azerbaijan. Pembukuan ini dilaksanakan oleh suatu kepanitiaan yang diketuai Zaid bin Tsabit.


Sistem Pemerintahan Pada Masa Ali bin Abi Tholib

Yang pertama dilakukan khalifah Ali adalah menarik kembali semua tanah yang telah dibagikan khalifah Utsman kepada kaum kerabatnya kepada kepemilikan negara dan mengganti semua gubernur yang tidak disenangi rakyat.

Pemerintahan khalifah Ali dapat dikatakan sebagai pemerintahan yang tidak stabil karena adanya pemberontakan dari sekelompok kaum muslimin sendiri. Pemberontakan pertama datang dari Thalhah dan Zuabair diikuti oleh Siti Aisyah yang kemudian terjadi Perang Jamal.
Pemerintahan Ali adalah pemerintahan yang mencoba mendasarkan pada dasar-dasar hukum agama Islam. Hal tersebut terlihat ketika Ali hendak mengembalikan umat kepada kehidupan seperti zaman Rasulallah, dimana orang-orang bekerja dan berjihad semata-mata karena Allah. Sementara itu sejak awal berlangsungnya proses pemilihan, pembai’atan, sampai pada saat Ali menjabat sebagai khalifah ia terus dihadapkan pada suasana politik yang rumit karena banyaknya rongrongan dari berbagai pihak yang bermaksud menjatuhkan kekhalifaan Ali.  Adapun alasan pihak-pihak yang merongrong kekhalifaan Ali adalah:
Sebagian  kaum muslimin memandang bahwa menyerahkan kursi  khalifah kepada Ali berarti penyerahannya turun temurun kepada Bani Hasyim.
Jika pemerintahan dipegang Ali maka dikhawatirkan tipe kepemimpinan Ali akan sama dengan tipe kepemimpinan Umar bin Khatab yang terkenal jujur, keras dan disiplin.
Selain  adanya pihak-pihak yang tidak menyukainya, Ali juga direpotkan gencarnya  desakan yang menuntut penuntasan tragedi pembunuhan Utsman.


BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
Abd Ar-Rahman mengundang Utsman dan mengajukan pertanyaan yang sama, dengan tegas Utsman menjawab “Ya, Saya sanggup”. Berdasarkan jawaban itu, Abd Ar-Rahman menyatakan Utsman sebagai khalifah ketiga dan segeralah dilaksankan bai’at.
Pengukuhan Ali menjadi khalifah tidak semulus pengukuhan tiga orang khalifah sebelumnya. Ali dibai’at ditengah-tengah suasana berkabung atas meninggalnya Utsman.
Masa pemerintahan Utsman bin Affan termasuk yang paling lama apabila dibandingkan dengan khalifah lainnya, yaitu selama 12 tahun. 
Pemerintahan khalifah Ali dapat dikatakan sebagai pemerintahan yang tidak stabil karena adanya pemberontakan dari sekelompok kaum muslimin sendiri.

Saran
 Perkembangan Islam pada zaman Nabi dan Khulafa Ar-Rasyidin merupakan Islam yang luar biasa pengaruhnya. Sekaitan dengan itu perliu kiranya kita melihat kembali dan mengkaji kembali bagaimana sejarah islam yang sebenarnya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Kami juga berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembacanya.

DAFTAR PUSTAKA

Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, 2008, Bandung: Pustaka Setia.
Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, 2016, Medan: Perdana Publishing.